Selasa, 31 Januari 2012

Biodiversity (plasma nutfah)

Pelestarian Plasma Nutfah
Negara Indonesia memiliki plasma nutfah yang sangat besar, keanekaragaman jenis yang besar. Luasnya daerah wilayah penyebaran spesies, menyebabkan spesies-spesies tersebut menjadikan keanekaragaman plasma nutfah cukup tinggi. Masing-masing lokasi dengan spesies-spesies yang khas karena terbentuk dari lingkungan yang spesifik (Anonim, 2010).
Definsi yang terdapat pada Kamus Pertanian, plasma nutfah adalah substansi sebagai sumber sifat keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau kultivar baru. Plasma Nutfah merupakan substansi yang mengatur perilaku kehidupan secara turun termurun, sehingga populasinya mempunyai sifat yang membedakan dari populasi yang lainnya. Perbedaan yang terjadi itu dapat dinyatakan, misalnya dalam ketahanan terhadap penyakit, bentuk fisik, daya adaptasi terhadap lingkungannya dan sebagainya (Anonim,2010).
Mengingat pentingnya peranan plasma nutfah bagi kelangsungan hidup maka konservasi perlu lebih ditingkatkan untuk melindungi keanekaragaman jenis species dan ekosistemnya. Tujuan dari pengelolaan plasma nutfah adalah
melestarikan dan mengelolanya secara berkelanjutan serta memanfaatkan untuk kesejahteraan bangsa. Usaha konservasi plasma nutfah sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program pembangunan pada masa mendatang terutama pada sektor kehutanan. Berikut merupakan upaya pelestarian plasma nutfah:
1. Eksplorasi
Eksplorasi adalah mencari dan mengumpulkan jenis-jenis plasma nutfah untuk mengamankannya dari kepunahan. Plasma nutfah yang ditemukan diamati dan dicatat sifat-sifatnya. Pada eksplorasi plasma nutfah perlu digali keterangan dari masyarakat sekitar hutan untuk mengetahui sifat yang penting dai plasma nutfah tersebut (Marum, 2006).
2. Konservasi
Konservasi plasma nutfah ditujukan untuk memelihara dan mengelola semua koleksi agar terhindar dari kepunahan sehingga harus dijaga agar tetap hidup. Pelestarian plasma nutfah dapat dilakukan dengan cara in-situ dan ex-situ, yaitu:
In-situ adalah pelestarian ekosistem serta pemeliharaan pada lingkungan alam asal habitat yang asli tanpa campur tangan manusia (Maarum, 2006). Persyaratan kunci untuk konservasi in situ dari spesies jarang (rare species) adalah penaksiran dan perancangan ukuran populasi minimum viable (viable population areas) dari target spesies. Untuk menjamin konservasi diversitas genetik yang besar di dalam spesies, beberapa area konservasi mungkin diperlukan, jumlah yang tepat dan ukurannya akan tergantung kepada distribusi diversitas genetik dari spesies yang dikonservasi. Penjagaan dan berfungsinya ekosistem pada konservasi in situ tergantung kepada pemahaman beberapa interaksi ekologi, terutama hubungan simbiotik di antara tumbuhan atau hewan, penyebaran biji, jamur yang berasosiasi dengan akar dan hewan yang hidup di dalam ekosistem (Anonim, 2010).
Ex-situ adalah pelestarian dengan memindahkan suatu jenis kesuatu lingkungan baru, konservasi diluar habitat aslinya (Marum, 2006). Konservasi ex situ ini sesungguhnya sangat bermanfaat untuk melindungi biodiversitas, tetapi jauh dari cukup untuk menyelamatkan spesies dari kepunahan. Metode ini dipengunakan sebagai cara terakhir atau sebab suplemen terhadap konservasi ini situ karena tidak dapat menciptakan kembali habitat secara keseluruhan: seluruh varisi genetik dari suatu spesies, pasangan simbiotiknya, atau elemen-elemennya, yang dalam jangka panjang, mungkin membantu suatu spesies beradaptasi pada lingkungan yang berubah. Sebalinya, konservasi ex situ menghilangkan spesies dari konteks ekologi alaminya, melindunginya di bawah kondisi semi-terisolasi di mana evolusi alami dan proses adaptasi dihentikan sementara atau dirubah dengan mengintroduksi spesimen pada habitat yang tidak alami. Dalam hal metode penyimpanan kriogenik, proses-proses adaptasi spesimen yang dipreservasi membeku keseluruhannya. Kelemahannya adalah bila spesimen ini dilepaskan ke alam, spesies mungkin kekurangan adaptasi genetik dan mutasi yang akan memungkinkannya untuk bertahan dalam habitat alami yang selalu berubah (Anonim, 2010).
3. Karakterisasi
Karakteristik perlu diketahui supaya plasma nutfah dapat hidup dan tumbuh optimal. karaterisasi adalah melihat morfologi, agronomi, dan fisiologinya (Marum, 2006).
4. Evaluasi
Bertujuan untuk mengetahui toleransi atau ketahanan spesies terhadap penyakit dan adaptasi terhadap perubahan lingkungan. plasma nutfah hewan dievaluasi terhadap system reproduksi, system pakan, laju kelahiran dll (Marum, 2006).
5. Dokumentasi
Salah satu langkah yang penting dalam melestarikan plasma nutfah adalah dokumentasi. Informasi yang didapatkan dari hasil karakterisasi dan evaluasi didokumentasikan dan disimpan didatabase. Dokumentasi ini sangat penting untuk tujuan pertukaran informasi.
Pengelolaan plasma nutfah yang berkelanjutan memerlukan dukungan bersama dari pemerintah, masyarakat, LSM dan pengusaha dengan kerjasama atau kemitraan (Marum, 2006).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar